Badai itu datang, dan tak bisa dihindari. Ia adalah ketetapan dalam setiap perjalanan. Badai datang untuk menguji sampai sejauh mana tingkat kesabaran dan ketabahan kita dalam menghadapinya, bahkan sebagai ujian untuk naik kelas menuju derajat kemulian di hadapan Sang Khalik. Badai adalah sesuatu yang tidak mengenakan, ia datang bisa menghempaskan, memporakporandakan bahkan menghancurkan. Namun yakinlah seberapa besar badai itu datang menerjang, ia akan segera beralu. Namun demikian persoalannya bukan berlalunya sang badai, sebab memang badai terjadi tidak begitu lama, ia pasti akan segera berlalu. Persoalannya, adalah justru bagaimana keadaan dan kondisi kita setelah badai itu datang menerjang. Masihkah kita kokoh berdiri dengan tegak dan siap akan menghadapi badai selanjutnya yang mungkin jauh lebih besar, ataukah justru kita porak poranda dan hancur berkeping-keping tak berdaya lagi.
Walaupun kita tidak mengharapkannya, badai itu mungkin datang tidak satu kali, bisa jadi ia akan datang dan datang lagi dalam perjalanan kita, bahkan dengan kekuatannya yang lebih besar lagi. Maka ketika itu terjadi, tersenyumlah bahwa itu bisa jadi tanda bahwa kita selama ini telah naik kelas dan akan naik kelas lagi. Badai datang tak bisa kita hindari, tak bisa pula kita melawannya. Ia datang pada hakikatnya bukan untuk menghancurkan atau melenyapkan. Ia datang justru ingin mengajak kita untuk semakin tangguh dan membimbing kita untuk semakin kuat, serta menuntun pada derajat kemuliaan di sisi-Nya. Maka ketika ia datang, tersenyum dan sambutlah dengan ramah dan penuh keridhaan, dan menarilah di atasnya.
Serahkan semuanya pada Dia sang Pemilik Badai, cukuplah Dia sebagai penolongmu. Hasbnallah wa ni’mal wakil. “Sesungguhnya beserta kesukaran terdapat kemudahan di dalamnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar